Dubes Kanada: RIM Susun Rencana Baru di RI ~ Berita Teknologi dan Gadget
Home » » Dubes Kanada: RIM Susun Rencana Baru di RI

Dubes Kanada: RIM Susun Rencana Baru di RI

VIVAnews - Kanada bukan hanya salah satu mitra terpenting ASEAN, namun juga mitra penting untuk Indonesia. Kerjasama antar dua negara pun bisa dibilang baik, terutama dalam hal teknologi.

Ini terlihat dari luasnya pasar Indonesia bagi BlackBerry, ponsel pintar produksi perusahaan asal Kanada, Research in Motion (RIM).
  
Duta Besar Kanada untuk Indonesia, Mackenzie Clughton, pun melihat Blackberry memiliki pasar besar di Indonesia. Selain itu, perkembangan BlackBerry di Indonesia juga cepat sekali.

“Pengguna BlackBerry kebanyakan anak muda, dan saya lihat mereka senang menggunakannya. Selain untuk bekerja, juga untuk berselancar di dunia maya,” kata Clughton di Jakarta, Kamis, 20 Januari 2012.

Research In Motion (RIM) selaku produsen BlackBerry yang berbasis di Kanada melihat perkembangan pasar yang pesat ini sebagai pertanda baik. Menurut Clughton, RIM kabarnya telah menyusun rencana bisnis baru untuk dikembangkan di Indonesia.

“Terkait BlackBerry, RIM berencana memperluas kerjasama dengan Indonesia dalam hitungan bulan, atau mungkin hitungan minggu ke depan. Indonesia tinggal menunggu saja,” kata Clughton.

Sejumlah Syarat

Sebelumnya, RIM telah memenuhi tiga dari empat syarat yang diajukan Indonesia untuk melanjutkan operasinya di sini. Syarat itu adalah membangun pusat layanan purna-jual, memfasilitasi penyadapan sesuai hukum yang berlaku di Indonesia, dan memblokir konten negatif seperti pornografi.

Tapi RIM belum memenuhi syarat membangun Regional Network Aggregator di Indonesia. Sebagai gantinya, RIM membangun router dan itu pun bukan di Indonesia tapi di Singapura.

Karena itu keberlanjutan operasional RIM di Indonesia pun tergantung Rancangan Peraturan Pemerintah Penyelenggaraan Informasi dan Transaksi Elektronik .  RPP ini akan menjadi penentu nasib bagi operasional perusahaan-perusahaan tersebut di Indonesia.

“Kalau sudah disahkan, nanti jelas siapa yang mempunyai konsekuensi langsung soal itu,” jelas Humas Kominfo, Gatot Dewa S Broto. (ren)

• VIVAnews

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts