iPad dan Kindle Makin Mengancam Media Cetak? ~ Berita Teknologi dan Gadget
Home » » iPad dan Kindle Makin Mengancam Media Cetak?

iPad dan Kindle Makin Mengancam Media Cetak?

VIVAnews - iPad dan Kindle tampaknya menjadi hadiah yang paling banyak diberikan di Natal tahun ini. Dengan teknologi portabel ini, banyak yang menilai peran media cetak akan semakin terancam.

Seperti dikutip dari The Guardian, sejumlah penerbit media cetak pun mulai 'melanggar' tradisi yang dipegang sejak tahun 1912. Tradisi itu adalah sepakat untuk tidak mencetak apapun di hari Natal, untuk memberikan libur kepada para loper koran agar bisa menikmati Natal.

Adalah media berusia 190 tahun, the Sunday Times, yang 'melanggar' tradisi ini, yaitu dengan menerbitkan edisi digital di edisi 25 Desember tahun ini. Media cetak memang saat ini memiliki krisis eksistensi, sehingga versi online pun menjadi satu model bisnis alternatif untuk mengatasi krisis tersebut.

Lima puluh tahun lalu misalnya, dua harian di Inggris, the Daily Mirror dan Daily Express, bisa menjual lebih dari 4 juta kopi per hari. Tapi saat ini, harian terlaris the Sun saja hanya berhasil menjual 2,6 juta eksemplar per hari. Tahun lalu, penjualan percetakan pun turun 10 persen untuk koran harian dan 5 persen untuk tabloid harian. Angka ini tentu semakin berkurang 600 ribu eksemplar per hari, ketika News of the World berhenti beroperasi.

Karena itu pembaca digital pun semakin meningkat. Saat ini saja misalnya, Daily Mail memiliki lima juta pengunjung unik (unique visitor) di situsnya. Coba bandingkan dengan dua juta eksemplar versi cetaknya per hari. Daily Mail pun mendapatkan keuntungan sekitar 16 juta Poundsterling dari situsnya tahun lalu, dari total pendapatan sebesar 608 juta Poundsterling.

Bahkan, media spesialis seperti Financial Times pun mulai melakukan transisi ini dengan baik. FT kini memiliki 260 ribu digital subscribers, naik 40 persen dari 337.000 tahun lalu. Walau pendapatan cetaknya menurun 12 persen, tapi dengan pendapatan versi digitalnya yang seharga 180 Poundsterling per tahun berhasil mengimbangi menurunnya penjualan versi cetak.

Sedangkan yang paling terpukul dari mulainya era online ini adalah koran-koran daerah. Setidaknya ada 31 media cetak tingkat lokal di Inggris yang tutup akibat merugi. Roger Parry, kepala Johnston Press sejak 2009 percaya kehancuran ini berawal saat Craigslist dan Google mulai mengambil advertising tertentu dari koran lokal.

Menteri Kebudayaan Inggris Jeremy Hunt pun kemudian ingin memberikan lisensi kepada televisi lokal di 20 kota, agar media lokal bisa meraih penonton. Tapi, sejumlah TV lokal sudah melakukan ini, misalnya Witney TV di Oxfprdshire, dengan menawarkan konten berita lokal dengan cara buffering via online.

Ini merupakan tantangan bagi media populer agar bisa mempertahankan keuntungan dari versi cetak. Pembaca mulai melakukan transisi digital, sehingga memaksa media untuk melakukan bentuk laporan yang lain, misalnya: live blog, atau konten yang terhubung melalui media digital seperti Facebook.

Paul Zwillenberg dari Boston Consulting Group kemudan mengatakan media akan semakin kehilangan keuntungan, karena itu dibutuhkan model bisnis yang baru dan berbeda agar tetap bertahan.

Salah satunya adalah dengan mempertahankan satu bisnis model tradisional, di versi cetak misalnya. Tapi di sisi lain, media itu harus mengembangkan sejumlah model bisnis lain dengan konten-konten yang variatif. (eh)

• VIVAnews

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts