Politisi Berwajah Bayi Dianggap Lebih Jujur ~ Berita Teknologi dan Gadget
Home » » Politisi Berwajah Bayi Dianggap Lebih Jujur

Politisi Berwajah Bayi Dianggap Lebih Jujur

VIVAnews - Di benak banyak orang, politisi kerap dianggap sebagai sosok yang memiliki karakter yang licik dan pembohong. Tapi sebuah penelitian mengungkap bahwa wajah seseorang bisa mengubah pola-pikir bahwa setiap politisi memiliki sifat licik.

Seperti dikutip dari laman Daily Mail, penelitian memperlihatkan kalau politisi berwajah bayi atau babyface, sering dianggap baik, jujur, dan dapat dipercaya.

Politisi yang memiliki wajah imut, misalnya mata yang besar dan bibir yang merekah, dinilai memiliki keuntungan dalam konflik politik. Karena orang banyak yang memberikan penilaian dalam 100 milidetik sebagai kesan pertama saat melihat wajah seseorang.

Efek ini begitu mudah terlihat, bahkan terhadap politisi yang sering dianggap "musuh masyarakat". Sejumlah ahli kemudian melakukan penelitian dengan latar belakang konflik Israel - Palestina untuk menguji teori ini.

Para peneliti ini melihat reaksi dari tawaran perdamaian imajiner yang ditawarkan wajah yang dianggap sebagai pemimpin Palestina.

Hasilnya, tawaran perdamaian lebih bisa 'diterima' saat diajukan oleh politisi babyface. Sebaliknya, mereka menolak tawaran sama yang diajukan oleh orang yang sama, dengan wajah yang telah direkayasa dengan Photoshop hingga terlihat lebih dewasa.

Penelitian ini memperlihatkan pentingnya wajah dalam politik di era modern. Bahkan wajah bisa membentuk opini publik, walaupun dengan rekayasa Photoshop.

"Masyarakat cenderung mengaitkan baby face sebagai atribut kejujuran, keterbukaan, dan penerimaan," kata Profesor Ifat Maoz dari the Hebrew University of Jerussalem.

"Sekali Anda mendapatkan kepercayaan, tentu akan ada keinginan yang lebih besar untuk mencapai kompromi," lanjutnya.

Maoz dan koleganya menguji teori ini disertai berita fiktif yang berisi proposal perdamaian  dengan foto fiksi pemimpin Palestina.

Foto itu telah dimanipulasi, dari babyface hingga dibuat lebih dewasa dengan perubahan 15 persen, terutama di bagian mata dan bibir. Kemudian responden melakukan evaluasi dari tawaran perdamaian dan tingkat kepercayan dari politisi yang mengajukannya.

Para peneliti kemudian menyadari bahwa hasil penelitian ini bisa digunakan oleh pihak media yang digunakan para politisi. Walau begitu, Maoz menyebut tak selamanya babyface menjadi keuntungan.

"Selain aura kebaikan, keterbukaan, dan lebih diterima, di saat yang sama mereka (yang berwajah babyface) menampilkan wajah kurang berpengalaman," ucap Maoz. (eh)

• VIVAnews

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts