VIVAnews - Google sedang mempersiapkan penggabungan informasi dengan mengubah kebijakan privacy policy ke dalam profil tunggal. Ini dilakukan Google untuk mengintegrasikan informasi yang ada di puluhan layanan Google.
Tapi langkah Google menimpulkan kecurigaan dari lembaga advokasi perlindungan privasi dan regulator anti-trust. Profil tunggal yang merupakan gabungan informasi berbagai layanan Google ditakutkan akan menjadi 'aset' berharga yang akan dimanfaatkan Google.
Google pun kemudian kembali membantah profil tunggal akan dimanfaatkan untuk kepentingan perusahaan. Bantahan ini ditulis di posting blog resmi Google, bahkan dengan judul tegas:
"Kami mengubah kebijakan privasi, bukan mengendalikan privasi."
Google kembali menegaskan bahwa pengubahan kebijakan privasi dilakukan untuk menyederhanakan informasi pengguna. "Kami menjelaskan komitmen (jaga) privasi kepada pengguna produk kami dalam kata-kata yang lebih ringkas 85 persen," tulis Google.
Kemudian, Google ingin memudahkan penggunanya saat sign in ke dalam Google Accounts. "Dengan kata lain, kami ingin informasi tentang Anda tersedia saat Anda terdaftar ke layanan Google."
Google pun kemudian menegaskan tidak ada perubahan dalam beberapa poin.
1. Google tetap menjaga informasi privat dan tidak mengubah keterlihatan (visibility) dari informasi yang disimpan penggunanya di produk Google.
2. Google tetap memungkinkan pencarian, lihat video di YouTube, menggunakan Google Maps, tanpa harus terdaftar ke Google Accounts.
3. Pengguna tetap diberikan pilihan dan mengontrol privasi melalui "privacy tools" seperti Google Dashboard dan Ads Preferences Manager yang membantu pengaturan data pengguna.
4. Google tidak akan menjual informasi personal kepada pengiklan.
5. Google tetap memberikan kebebasan data jika penggunanya ingin menutup akun di layanan Google dan menyimpan data di tempat lain. (umi)
0 komentar:
Posting Komentar